banner 200x800
banner 200x800

Warga Buton Keluhkan Asap AMP PT Cahaya Alam Lestari Indah Cemari Lingkungannya

Example 120x600
banner 468x60

MONITORSULTRA.com, Buton – Warga sekitar perusahaan PT Cahaya Alam Lestari Indah di Desa Waanguangu, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) keluhkan asap yang bercampur debu telah mencemari lingkungannya.

Akibatnya Dinding rumah dan tanaman warga setempat harus menempel debu karena aktivitas perusahaan tersebut.

“Kalau mereka sudah produksi, satu hari itu kita tutup pintu, karena debunya masuk sampai didalam rumah,” kata salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya, pada beberapa waktu lalu.

Selain rumah dan tanaman warga, lanjutnya, Air yang digunakan untuk minum dan mandi pun tercemari asap dan debu perusahaan itu.

“Lihat kita punya Air itu (kepada wartawan) banyak debunya,” ujarnya.

“Akhirnya kalau mereka kerja, kita tutup pintu mi, baru kita naik dikebun makan,” sambungnya.

Salah satu warga didesa itu bercerita, Ia pernah melakukan peneguran kepada pekerja di perusahaan itu, karena sudah malam masih terus beraktivitas, sehingga warga merasa tak nyaman, khawatirnya makan malam mereka dicemari debu sehingga mengganggu kesehatannya.

“Saya sudah pernah naik tegur mereka itu, biar malam mereka masih kerja, kita mau makan kecuali tunggu mereka selesai kerja,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur PT Cahaya Alam Lestari Indah, Rahman mengakui terkait asap yang keluar dari corong produksi Batu dan Aspal itu bercampur debu karena penyiramannya tidak maksimal.

“Iya, itu kan minimnya penyiraman. Makanya saya sampaikan kepada anggota, kalau begitu harus penyiraman maksimal, kalau tidak dipikirkan dulu, dihentikan dulu atau bagaimana,” katanya, saat dikonfirmasi dikediamannya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, alat (Sinklon-red) yang biasa digunakan pada saat produksi itu tidak dapat berfungsi dengan maksimal, sehingga harus dilakukan penyiraman.

“Iya Siklon, siklonnya kan ada dibelakang, tapi kan siklon juga itu harus dibantu dengan air, karena istilahnya kapan produksi kan asap yang keluar, asap itu dia baku ikut dengan debu, gunanya air ini untuk mengikat debu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rahman menjelaskan, saat produksi, asap tersebut keluar bersama debu, sementara Air tersebut berfungsi sebagai pengikat debu.

“Jadi debunya itu yang turun jadi kotoran baku ikut dengan Air makanya dibuatkan saluran, hanya itu tidak terlalu maksimal kemarin,” ujarnya.

“Makanya kita lagi pembenahan ini, belum ada produksi apa-apa ini, kita lagi penggalian bak satu lagi,” pungkasnya.

Penulis: Rasmin Tara