banner 200x800
banner 200x800

Data BPS: PDRB Kabupaten Buton 2025 Menurun, Pertumbuhan Ekonomi Melambat, Ini Faktornya

Example 120x600
banner 468x60

BUTON, (MonitorSultra.Com) — Badan Pusat Statistik (BPS) merilis laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buton pada triwulan pertama tahun 2025 mengalami perlambatan.

Pasalnya, pada triwulan pertama tahun 2024, laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai 7,56 persen sementara PDRB tahun 2025 mengalami perlambatan yaitu 1,52 persen.

Kepala BPS Kabupaten Buton, Zablin S, ST,. M.Si melalui Ketua Tim Neraca Wilayah dan Analisis Statistik, Nurul mengatakan, faktor penyebab melambatnya pertumbuhan ekonomi karena kurangnya produksi Aspal secara domestik dan regional di Kabupaten Buton.

Mengakibatkan, PDRB pada sektor pertanian, pertanian dan perkebunan menurun, karena daya beli masyarakat sangat lesu.

“Sier terbesar yang mempengaruhi PDRB ini adalah pertambangan dan pertanian, pertambangan itu sekitar 34 persen pertanian sekitar 20 sampai 25 persen, jadi data yang kami ambil untuk menghitung PDRB ini dari data pertambangan pertanian dan semua komoditas yang masuk kedalam kategori yang dihitung dalam PDRB,” kata Nur saat dikonfirmasi di Kantornya Selasa (26/8/2025).

“Untuk pertambangan (Aspal) ada beberapa sampel yang kami ambil sekitar 10 dan tiap triwulan itu diminta perusahaan-perusahannya jadi untuk triwulan 1 memang Aspal ini menurun triwulan 1,triwulan 2 menurun, menurun sekali dan itu yang mempengaruhi kenapa PDRB nya Kabupaten Buton triwulan 1 menurun sekali, apalagi ada efisiensi,” ungkapnya.

Menurutnya, meski daya beli masyarakat lesu, tetapi, jika permintaan Aspal melonjak maka putaran ekonomi ditengah masyarakat akan tumbuh secara otomatis PDRB Kabupaten Buton akan ikut naik.

“Jadi walaupun kita lihat masyarakat rasa-rasanya sulit belanja misalnya daya beli masyarakat sulit rasanya, tapi ketika pertambangan angkanya dia tinggi hasil pertambangan, tetap kita akan tertarik juga naik pertumbuhan PDRB nya Kabupaten Buton,” ujarnya.

“Juga sebaliknya seandainya produksi aspalnya dia menurun walaupun kita produksi padi atau padi meningkat pada saat itu bisa jadi kita tertarik turun juga,” sambungnya.

Sama halnya pada sektor perkebunan sebut saja Nilam, walaupun produksinya meningkat tetapi nilai jualnya menurun.

“Kalau segi pertanian untuk triwulan ini itu yang meningkatkan adalah pertanian padi memang tapi perkebunan kita positif tapi kalau perkebunan semusim seperti Nilam kan sekarang lagi banyak, ini dia mengalami peningkatan produksi tapi penurunan nilai karena harganya yang menurun,” sebut Nurul.

“Terus untuk yang besar, pertanian itu beberapa kategori juga untuk Kabupaten Buton yang mempengaruhi pertanian ini perikanan 12 persen, jadi kalau perikanan nya naik pertaniannya naik, tapi kalau perikanan nya turun ya turun, jadi kayak sekarang kondisinya pada triwulan 1 dan triwulan 2 perikanan nya kita turun sampai 12 persen jadi pertanian itu ada pertanian tanaman pangan, perkebunan semusim haultikultural kemudian ada perikanan dan kehutanan dan yang paling besar yang mempengaruhi itu perikanan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data BPS Kabupaten Buton laju pertumbuhan ekonomi PDRB menurut lapangan usaha untuk triwulan pertama tahun 2024 pada:
* Sektor primer mencapai 7,35 persen
* Sektor sekunder 16,46 persen
* Sektor tersier 6,10 persen
Nila total PDRB = 7,56 persen

Sementara triwulan pertama tahun 2025 pada:
* Sektor primer -6, 43 persen
* Sektor sekunder 5,90 persen
* Sektor tersier 14,22 persen
Nilai total PDRB= 1,52 persen

(rsm/ms).

banner 300x250