MonitorSultra.Com, BUTON – Dalam rangka mencegah meningkatnya angka stunting tahun anggaran 2022, Pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Buton menggelar pertemuan pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) terkait peningkatan kapasitas kader dalam KAP.
Dalam sambutannya, Kadis Kesehatan Kabupaten Buton Syafaruddin SKM., M.Kes menjelaskan, status gizi dan kesehatan ibu dan anak merupakan penentu kualitas sumber daya manusia yang mana status giziĀ dan kesehatan ibu pada masa prahamil. Masa kehamilannya dan saat menyusui merupakan periode kritis atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Periode ini, kata Syafaruddin, merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi akan bersifat permanen. Sehingga dampak yang ditimbulkan dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan dan pertumbuhan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh Bayi.
“Sedangkan dalam jangka panjang adalah terjadinya gagal tumbuh pada Bayi (stunting), menurunnya daya berpikir (kognitif), rendahnya kekebalan tubuh sehingga mudah terkena penyakit,” kata Syafaruddin beberapa waktu lalu.
Masalah gizi, lanjut Syafaruddin, merupakan masalah yang kompleks, tidak semata-mata karena kurangnya asupan makanan. Di Indonesia banyak faktor yang menjadi penyebab masalah gizi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masalah langsung dipengaruhi oleh faktor makanan dan faktor tidak langsungnya ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, kesehatan lingkungan serta pola asuh.
Untuk mencapai hal tersebut, Syafaruddin menuturkan, diperlukan layanan tersedia di desa dan dimanfaatkan oleh masyarakat, diperlukan adanya tenaga dari masyarakat terutama yang peduli dengan pembangunan manusia di desa, maka dibentuklah Kader Pembangunan Manusia (KPM).
“Sesuai dengan prinsip kerjanya, KPM diharapkan dapat selalu bersinergi dalam melakukan proses perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan kegiatan bersama pelaku program dan lembaga lainnya seperti bidan desa, petugas Puskesmas (ahli gizi, sanitarian), guru PAUD, dan aparat desa,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan proses pemberdayaan masyarakat yang memerlukan komunikasi perubahan perilaku yang spesifik sehingga dapat memengaruhi perubahan perilaku pencegahan stunting pada sasaran di masyarakat.
Selain itu, pertemuan KAP ini juga dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peserta dalam memberi edukasi kepada masyarakat sesuai konteks sasaran, dengan memastikan pengembangan pesan sesuai dengan kebutuhan kelompok sasaran seperti Posyandu, kunjungan rumah, konseling pernikahan, konseling reproduksi remaja, dan sebagainya dengan mempertimbangkan konteks budaya dan kearifan lokal.
“Dengan dilaksanakannya KAP kepada masyarakat diharapkan dapat merubah perilaku masyarakat kearah yang lebih positif sebagai salah satu upaya percepatan pencegahan stunting,” harapnya.
Lebih lanjut, komunikasi perubahan perilaku merupakan sebuah proses interaktif antar individu dan komunitas untuk membangun perilaku positif sesuai dengan konteks local, sehingga mampu menyelesaikan permasalahan kesehatan di daerah tersebut, sehingga program percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan dapat berjalan efektif dan efisien sesuai harapan.
Pertemuan KAP ini bertujuan, beber Syafaruddin untuk menyusun pesan kunci, pendekatan komunikasi, dan saluran komunikasi yang paling sesuai dengan konteks lingkungan masyarakat setempat.
Metode komunikasi antar pribadiĀ berupa komunikasi tatap muka, verbal maupun non verbal. Dapat berupa satu individu ke satu individu, satu individu ke banyak orang, bahkan dari kelompok ke kelompok.
Diakhir Sambutannya Syafaruddin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh KPM di desa serta semua pihak atas kerjasama dan dukungannya dalam upaya percepatan penurunan stunting di desa.
“Kepada para peserta pertemuan ini saya menghimbau untuk mengikuti kegiatan ini dengan seksama, dan semoga kita semakin semangat untuk mewujudkan desa yang tangguh, mandiri, sehat serta bebas stunting,” pungkasnya.
Untuk diketahui, selain pertemuan pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM) terkait peningkatan kapasitas kader dalam KAP, Dinkes Buton juga menggelar pertemuan pembinaan kader KPM terkait pemantauan, pertumbuhan dan perkembangan tingkat Kabupaten Buton tahun anggaran 2022.
(Ras)