MonitorSultra.Com, BUTON – Penjabat Bupati Buton Drs. Basiran, didampingi Kapolres Buton AKBP Rudy Silaen bersama Sekda, Asnawi Jamaluddin menyalurkan 42 unit kendaraan motor operasional Puskesmas yang ada diwilayah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.
Penyerahan itu dilakukan usai membuka secara resmi Musrenbang RKPD Kabupaten Buton tahun 2024. Dihalam Kantor Bupati Buton, Takawa, Kamis (16/3/2023).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton, Syafaruddin menjelaskan, aspek kesehatan merupakan layanan wajib dan dasar sesuai amanat undang-undang dasar. Untuk melaksanakan layanan tersebut maka diperlukan sarana dan prasarana pendukung dalam rangka untuk memperluas jangkauan pelayanan dilapangan.
“Dan Alhamdulillahi roabal alamin disini saya mewakili dinas kesehatan Puskesmas dan jaringannya mengucapkan terimakasih kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada Bapak Pj Bupati Buton, Bapak Sekda dan DPRD Kabupaten Buton yang telah mengalokasikan anggaran sebanyak 42 unit motor ini sebesar 924 juta lebih dan Alhamdulillah melalui proses e-katalog kami sudah menghadirkan 42 itu,” kata Syafaruddin dalam sambutannya.
Dari 42 unit kendaraan itu, tentu sudah dapat membantu pelayana dilapangan dengan ratusan Nakes Puskesmas. Secara tehnis dilapangan pada prinsipnya ada 11 program Puskesmas namum berhubungan kendaraan yang disalurkan terbatas hanya 42 unit maka Dinkes Buton melakukan pembagian kendaraan.
“Yang pertama, 15 untuk petugas imunisasi, kenapa saya berikan kepada petugas imunisasi karena mereka telah berjibaku selama 2 tahun dalam layanan Covid-19 dilapangan Pak. Yang kedua pak Bupati saya memberikan 15 juga kepada petugas gizi dalam rangka penanganan stunting Pak Bupati, dan mereka sudah bekerja dilapangan, kemarin sudah menurunkan dari 19,22 persen turun menjadi 17,40 persen stunting kita,” ujarnya.
“Kemudian yang ketiga Pak Bupati berhubung cuma 42 pak Bupati yang tadi sudah 30 sisa 12, maka saya bagi lagi itu untuk bidang koordinator dilapangan, jadi 7 itu tadi saya alokasikan untuk bidang koordinator lapangan dalam rangka upaya penurunan angka AKI dan AKB pak, jadi utang saya ini masih 8 buah lagi pak, selanjutnya ada satu untuk Pengelolah BOK yang terbaik, kemudian satu pengelolah JKN terbaik, Kemudian pengelolah sistem informasi Kesehatan yang terbaik pelaporannya, kemudian satu perawat senior di Puskesmas Pasarwajo, dan satu untuk Pengelolah kesehatan ibu dan anak Sub Koordinator Kesehatan Ibu dan Anak,” sambungnya.
Selain itu, terkait stunting dibawah pimpinan Drs Basiran, M.Si dengan, Syafaruddin dengan optimis akan menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
“Insya Allah saya optimis dibawah pimpinan Pak Bupati, Pak Sekda dan Pak Kapolres Forkopimda kita akan menurunkan angka stunting kita menjadi 14 persen di 2024, sesuai amanat RPJMN, penurunan stunting di 2024 sebesar 14 persen sekarang kita posisi 17 sisa 2 persen lebih, Insya Allah kita bisa capai dengan dukungan motor operasional tersebut,” ucapnya.
Sementara itu, Pj Bupati Buton, Drs. Basiran, M.Si dalam sambutannya menyampaikan, pemberian kendaraan motor operasional Puskesmas ini merupakan upaya Pemda Kabupaten Buton untuk meningkatkan kesejahteraan tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Buton, karena sebagai mana kita ketahui bersama persoalan kesehatan ini adalah kebutuhan dasar. Maka pemerintah hadir ditengah-tengah masyarakat untuk melakukan pelayanan.
Jika, lanjut Basiran, aparatur pemerintahan baik itu ditingkat kabupaten kecamatan, desa tidak hadir maka pemerintah tidak bisa melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelayan masyarakat.
“Bagaimana caranya tentu harus ada fasilitas kendaraan sehingga petugas kesehatan itu tidak berdiam diri dikantor hanya menunggu pasien sakit, hanya menunggu pasien yang melakukan konsultasi tetapi bagaimana untuk turun serta berada ditengah-tengah masyarakat baik terkait dengan stunting baik terkait dengan imunisasi baik terkait dengan gizi pemberantasan penyakit termasuk didalamnya bagaimana pembinaan kesehatan masyarakat itu sendiri. Selain stunting kita juga mengalami tingkat kematian ibu dan anak yang cukup tinggi.,” kata Basiran.
Pada kesempatan itu, Basiran meminta kepada petugas yang menerima kendaraan operasional itu agar terus dijaga kendaraan seperti merawat anak sendiri.
“Berikutnya dijaga ini kendaraan walaupun nilainya tidak seperti mobil tetapi ini membawa keselamatan saudara-saudara semuanya, merawatnya dengan baik anggap ini anaknya sendiri, karena dia kotor, rusak dan sebagainya itu berarti kita tidak anggap anak sendiri,” harapnya.
Tak hanya itu, kepada Kadinkes Basiran juga menyampaikan, jika belum ada anggaran untuk biaya BBM nya supaya dimasukkan diperubahan APBD 2023 dari Puskesmas masing-masing.
Menurutnya, apalah gunanya kendaraan operasional tapi biaya BBM dan anggaran pemeliharaannya nya tidak disiapkan. Jangan sampai hanya isi bensin ada anggarannya tapi ganti oli, ganti ban tidak ada anggarannya. Harapnya jangan lagi dibebankan kepada petugas Nakesnya.
“Bagaimana kita menuntut stunting turun, kematian ibu turun, Kematian Balita turun kalau kita tidak perhatikan pegawai kita yang bertugas di garda terdepan,” imbaunya.
Tentu, masih kata Drs Basiran, ini hanya salah satu indikator dari semua indikator dari peningkatan derajat kesehatan masyarakat tetapi satu indikator ini pasti akan mempengaruhi yang lain.
“Oleh sebab itu saya berharap agar dengan adanya kendaraan operasional ini memotivasi diri baik kepada penggunanya maupun kepada teman yang lainnya untuk meningkatkan kinerja indikator-indikator lainnya,” pungkasnya.
(Rasmin)