Daerah  

Bupati Buton Sebut Filsafat Sara Pataanguna Bakal Jadi Mapel Muatan Lokal

MONITORSULTRA.com, Buton – Bupati Buton Drs La Bakry menyebutkan, filsafat Buton Sara Pataanguna rencananya akan dimasukan dalam mata pelajaran muatan lokal disejumlah sekolah yang ada diwilayah Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Hal itu dikatakan, saat menghadiri sarasehan, diskusi dan deklarasi damai yang diinisiasi oleh Polres Buton, di Aula Endra Dharmalaksana, Rabu, (29/09/2021).

“Menurut saya harus ada kurikulum muatan lokal, yang selama inikan hanya bahasa daerah, nah ini mungkin kedepan penanaman nilai kepribadian yang muatan lokal itu kepribadian yang nuansanya lokal,” kata Drs La Bakry saat menyampaikan pandangan resminya.

“Menggunakan falsafah nilai-nilai luhur masyarakat eks kesultanan Buton,” sambungnya.

Filsafat Buton lanjut suami Delya Montolalu, itu merupakan kearifan lokal yang sangat universal karena menurutnya siapapun dan dimanapun, setiap orang ingin diperlakukan dengan adil.

“Setiap manusia pasti ingin Diperlakukan adil, sama, tidak ingin dihina, ingin dihargai, itulah yang ada di falsafah sara pataanguna itu,” sebutnya.

Melalui kesempatan itu La Bakry berharap agar hal itu bisa di revitalisasi lagi mulai dari individu, lingkup keluarga sampai ke sekolah dan pergaulan.

“Saya berharap keragaman bisa kita manej, tidak ada yang tidak bisa dan keberhasilan memanej keragaman dalam hal kepentingan bersama sayan kira itu menjadi cita-cita kita semua menjadi harapan kita semua baik hanya di Buton, Sulawesi tenggara, Indonesia,” pungkasnya.

Untuk diketahui, filsafat Sara Pataanguna yang sejak dulu diterapkan oleh masyarakat eks kesultanan Buton hingga sekarang yakni:

1. Pomamaasiaka
2. Popia-piara
2. Poangka-angkataaka
4. Pomamaeaka

Penulis: Rasmin Tara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.