Acara Puncak HPN 2022 di Kendari, Bupati La Bakry Raih Trofi AK-PWI Pusat

MONITORSULTRA.com, Kendari – Bupati Buton Drs. La Bakry, bersama 8 orang Bupati dan Walikota lainnya diberi Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (AK-PWI).

Bupati Buton menjadi satu-satunya penerima Trofi dari daerah Indonesia Timur pada puncak Hari Pers Nasional (HPN), Rabu 9 Februari 2022 di Pelataran Mesjid Al Alam, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penyerahan Trofi dilakukan secara virtual oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo, dari Istana Bogor, juga disaksikan Ketua DPR RI Bambang Susatyo, Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menpora Zainuddin Amali, para Dubes negara sahabat, Gubernur Sulawesi Tenggara H. Ali Mazi dan sejumlah Gubernur, Ketua Dewan Pers Muh. Nuh, Ketua PWI Pusat Atal S. Depari, dan para insan Pers yang meramaikan puncak HPN 2022.

Sebelumnya, Bupati Buton bersama 8 Bupati dan Walikota lainnya mengikuti seleksi oleh juri yang berkompeten di bidang Pers dan Kebudayaan di Kantor PWI Pusat, pada Desember 2021 lalu. Lantas mengikuti dialog Kebudayaan di Kantor RRI Kendari, sehari sebelum acara puncak HPN 2022.

Adapun 9 Bupati dan Walikota penerima AK-PWI Pusat yaitu Sumatra Barat, Walikota Padang Panjang Fadly Amran (Datuak Paduko Malano), Jawa Timur, Bupati Magetan Suprawoto dan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi, Jawa Barat Bupati Indramayu Hj. Nina Agustina dan Wali Kota Bekasi, NTB, Bupati Sumbawa Barat Musyafirin, Bengkulu, Walikota Bengkulu H. Helmi Hasan, Jawa Tengah, Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Sulawesi Tenggara, Bupati Buton La Bakry, dan Kalimantan Tengah, Bupati Lamandau, Hendra Lesmana.

Bupati Buton, Drs La Bakry, sejak berpasangan dengan Samsu Umar Abdul Samiun hingga periode kedua berpasangan dengan Iis Elianti, mempunyai visi menjadikan Kabupaten Buton sebagai kawasan bisnis dan budaya terdepan.

BACA JUGA :  Pj Bupati Buton Buka Kick Off Meeting KLHS RPJPD 2025-2045 dan KLHS RPJMP Buton 2025-2030

Tak dapat dipungkiri Budaya menjadi nafas pembangunan yang ditorehkan putera daerah Buton ini. Karena menurut Ketua DPW Bapera Sultra ini, budaya menjadi sarana pemersatu bangsa, apalagi Buton sejak masa lampau sudah kaya akan peradaban sebagai daerah Eks Kesultanan Buton.

Lebih lanjut, La Bakry menjelaskan, sebut saja tradisi “pedhole-dhole” atau imunisasi alami Balita hal ini bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh sejak dini. Tradisi ini dipimpin oleh seorang bhisa atau perempuan tokoh adat yang dituakan dan para Balita diberi makanan yang bergizi. Ini merupakan salah satu warisan budaya Buton yang tetap terpelihara keasliannya hingga kini. Pemda Kabupaten Buton bahkan rutin melaksanakannya secara massal setiap penyelenggaraan Festival Pesona Budaya Tua Buton.

Namun, kata La Bakry, sejak Dua tahun terakhir, festival berskala nasional bahkan internasional ini dihentikan sementara karena pandemi Covid-19.

“Sejak ratusan tahun yang lalu eks Negeri Kesultanan Buton yang kaya dengan budayanya termasuk di dalamnya menghadapi pandemi, nah di Buton sejak sekian lama sebetulnya anak-anak itu sudah disiapkan namanya imunisasi hari ini, dulu di Buton disebut Pedhole-dhole, mereka diberikan kekebalan tubuh oleh ‘bhisa’ (Dukun-red) namanya,” jelas suami Delya Montolalu.

Selain itu, putera daerah Buton juga memaparkan tentang budaya “peago” atau Poago yang dilakukan oleh para alim ulama Buton atau (Sarakidina) yang bertugas mendoakan seluruh negeri dan warga Buton untuk terhindar dari wabah, sejak ratusan tahun yang lampau. Masyarakat diminta untuk tidak keluar rumah, tidak melaut, tidak berkebun dan sebagainya, berdiam diri di rumah.

“Dan di Buton dikenal dengan dua sara yaitu Sara Ogena (besar) meliputi raja atau sultan beserta perangkatnya dan para alim ulama Sarakidina adalah perangkat Mesjid Keraton Buton yang mendoakan seluruh negeri agar terhindar dari wabah penyakit, aman, dan sejahtera,” ujar mantan Wakil Bupati ini.

BACA JUGA :  Bupati La Bakry Buka Secara Resmi Sosialisasi Vaksin Anak usia 6 sampai 11 Tahun, Syafaruddin Sebut Bakal Launching Minggu Ini

Drs La Bakry menambahkan Pemerintah Kabupaten Buton bekerja sama dengan seluruh stakeholder memutus mata rantai penularan Covid-19, termasuk juga menerapkan kearifan lokal atau budaya Buton dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan terhindar dari Covid-19.

Penulis: Rasmin Tara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.