Paripurna Dengar Pidato di DPRD, La Bakry Ungkap Sejarah Hari Jadi Kabupaten Buton ke-63 Tahun

MonitorSultra.Com, BUTON – DPRD Kabupaten Buton menggelar rapat paripurna mendengarkan pidato Bupati Buton memperingati pertama kalinya Hari Jadi ke-63 tahun Kabupaten Buton dan hari jadi ke-19 tahun Pasarwajo sebagai Ibukota Kabupaten Buton, Sabtu (2/7/2022).

Rapat paripurna dipimpin Ketua DPRD Hariasi Salad dan didampingi Wakil Ketua La Ode Rafiun. Dihadiri oleh Bupati Buton La Bakry, Kapolres Buton AKBP Rudy Silaen, Forkopimda, Sekda Buton Zilfar Djafar, OPD Lingkup Pemkab Buton, Perbankan, dan Tokoh Masyarakat.

Dalam sambutannya, Bupati Buton menyatakan peringatan hari ulang tahun yang pertama pada usia Kabupaten Buton ke-63 tahun dan ulang tahun Pasarwajo ke-19 sebagai ibukota Kabupaten Buton merupakan hari yang sangat istimewa sekaligus penuh makna bagi segenap masyarakat Kabupaten Buton, apalagi dimasa jabatannya yang akan memasuki masa purna bakti periode 2017-2022.

La Bakry menjelaskan, penetapan ulang tahun Kabupaten Buton telah ditetapkan dengan kajian yang mendalam berdasarkan kajian histori dengan bukti-bukti yang otentik.

Sejarah mencatat bahwa pembentukan kabupaten Buton sebagai Daerah Tingkat II di Sulawesi Tenggara berdasarkan undang-undang nomor 29 tahun 1959 tentang pembentukan daerah tingkat II di Sulawesi yang diundangkan pada tanggal 4 Juli 1959. Dimana Buton sebelumnya berbentuk Swapraja berubah menjadi daerah tingkat II Buton dengan Ibukota di Baubau.

Dalam perjalanan sejarah pembangunan telah banyak mengalami perkembangan yang penuh dengan dinamika pembangunan. Perkembangan dan pemekaran wilayah yang harus dilakukan guna percepatan pencapaian pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Hasilnya dari satu Kabupaten berhasil menjadi 5 daerah baru yaitu Kota Baubau, Wakatobi, Bombana, Buton Tengah dan Buton Selatan.

Perkembangan ini bukanlah tanpa dampak positif maupun negatif bagi Kabupaten Buton. Dampak positif adalah semakin berkembangnya semua daerah baru, pendapatan daerah semakin meningkat, semakin banyaknya tenaga kerja terserap serta tumbuhnya perekonomian di semua wilayah tersebut.

Lebih lanjut, La Bakry menjelaskan seiring perjalanan waktu dirinya diberi amanah untuk melanjutkan tongkat estafet pembangunan daerah. “Kami menyadari bahwa keberlanjutan pembangunan harus betul-betul dilaksanakan dengan penuh amanah dengan strategi yang baik dengan keberanian dalam mengambil kebijakan agar masalah-masalah pembangunan dapat teratasi,” katanya.

BACA JUGA :  Pastikan Kesiapan Lomba Desa Tingkat Sultra di Wolowa, Pj Bupati Buton Turun Lapangan

Adapun langkah-langkah strategis yang diambil adalah pembangunan sumber daya manusia guna menciptakan generasi emas yang unggul, peningkatan daya saing daerah, pelestarian dan pengembangan nilai dan aset budaya serta reformasi birokrasi.

Pembangunan SDM menjadi prioritas utama dalam kebijakan pembangunan daerah yang direalisasikan dalam berbagai sektor pembangunan yang meliputi sektor pendidikan, kesehatan, keagamaan serta peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan.

“Disisi lain tingkat kemiskinan di Kabupaten Buton juga mengalami perubahan kearah yang baik hanya ketika pandemi semua berdampak namun kita harus optimis hal ini akan semakin baik dengan kembali bergeraknya sektor ekonomi pasca pandemi,” tambahnya.

Bergeraknya sektor ekonomi, masih kata La Bakry,  tidak lepas dari dampak pembangunan infrastruktur meliputi pembangunan jalan, irigasi, jembatan, tenaga listrik, memberikan fasilitas pada pembangunan telekomunikasi, pertanian, kelautan, perikanan, pariwisata serta urusan pemerintahan lainnya.

Selain itu, La Bakry menyebutkan, dalam rangka menunjang perekonomian daerah Pemkab Buton telah menyiapkan kawasan pengelolaan perikanan skala industri yang terpadu di wilayah desa Talaga Baru untuk memanfaatkan potensi perikanan dan kelautan di wilayah Buton dan sekitarnya.

Tak hanya itu, Pemkab juga berupaya menyelesaikan jalan yang menghubungkan Kabungka – Lawele untuk memperpendek akses antar wilayah serta mengintegrasikan kawasan tambang untuk menunjang kawasan ekonomi khusus.

“Kawasan industri sangat dibutuhkan untuk potensi pengembangan sumber daya alam aspal Buton yang merupakan sala satu lokomotif pergerakan pertumbuhan perekonomian di daerah bahkan bisa memberi kontribusi besar bagi penghematan devisa negara,” ujarnya.

Kemudian, menyiapkan kawasan Industri Buton park yang meliputi wilayah Kapontori dan telah diupayakan melalui investor yang bergerak dalam pembuatan batrey, dan berupaya membangun kawasan-kawasan wisata.

Pada kesempatan itu, Ketua Golkar Buton ini juga menyampaikan, upaya Pemkab Buton dibawah kepemimpinannya untuk membangkitkan pergerakan perekonomian dari sala satu sektor di bidang pertambangan telah mendapatkan dukungan dari Pemprov Sultra dan beberapa Kementerian telah hadir di Buton memberi sinyal positif akan pemanfaatan aspal Buton. Sala satu kebijakan tersebut adanya regulasi penekanan penggunaan aspal Buton dalam beberapa peraturan Menteri baik Kemendagri, Kementerian PUPR dan Kementerian lainnya.

BACA JUGA :  Disponsori GMPI Buton Turnamen Wambololo Cup 1 di Lasel, La Sianto Imbau Para Pemain Jaga Sportifitas

“Saya berharap aspal Buton kembali berjaya seperti dulu dan mohon doa masyarakat Buton kami sampai detik-detik masa berakhir jabatan ini masih tetap memperjuangkan apa yang menjadi harapan kita bersama. Semoga apa yang kita perjuangkan bisa membuahkan hasil untuk Buton yang lebih maju,” harap La Bakry.

Ia menambahkan kebijakan pembangunan yang laksanakan tidak semata-mata memperhatikan pembangunan yang berorientasi kepada fisik dan Ekonomi semata, melainkan juga pembangunan pada bidang kebudayaan.

“Kekayaan budaya dan kearifan lokal harus dikelolah sebagai kekuatan Pembangunan dengan menggali, melestarikan dan mempromosikan budaya-budaya lokal yang kita miliki baik dalam konteks regional, nasional, maupun internasional. Festival budaya tua Buton merupakan salah satu agenda pelestarian budaya di jazirah Buton,” pungkasnya.

Rasmin Tara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.